Rabu, 08 Oktober 2008

Mintalah Yang Terbaik


“Poligami, Anugerah yang Terdzalimi”, buku karya Abu Umar Basyier itu baru saja kubaca. Menarik juga isinya, mengupas tuntas tentang seluk beluk poligami, disertai beberapa ilustrasi yang terjadi dalam kehidupannya. Pilihan katanya yang mudah dicerna dan tidak bertele-tele, telah membuat buku ini tidak membosankan untuk dibaca.

Dulu, sebagai istri aku begitu khawatir bila dimadu. Berbagi suami, tidakkah itu akan terasa menyiksa? Lalu akupun berdoa agar itu tidak terjadi padaku. Hingga suatu ketika aku bertemu dengan ummahat, istri penulis buku itu. Dengan polos, kutanyakan padanya,”Um, bolehkah seorang istri berdo’a agar suaminya tidak ta’addud?” Ia pun tersenyum, lalu menjawab,”Pada dasarnya, semua wanita mungkin akan menolak untuk dita’addud. Tapi, ta’addud adalah bagian dari syariat yang tidak boleh bagi kita untuk menolaknya. Kalau berdo’a agar suami tidak ta’addud, bagaimana bila Allah nanti menakdirkan yang sebaliknya? Malah tidak siapkan jadinya. Jadi kalau berdo’a, mintalah yang terbaik.’Ya Allah, berikanlah yang terbaik bagi kami’. Kalau yang terbaik buat kalian adalah berdua sampai mati ya insyaAllah itu yang akan Dia kasih”.
“Ya Allah, berikanlah yang terbaik bagi kami.” Kalimat itu senantiasa terngiang-ngiang dalam benakku. Sungguh do’a yang sederhana tapi penuh makna. Dalam do’a itu, terkandung kepasrahan dan ketawakkalan seorang hamba kepada Rabb-nya. Ya Allah, ampunilah aku, yang selama ini masih takut dan khawatir atas garis takdirku. Sejak saat itu, kuubah do’aku yang penuh kekhawatiran, dengan do’a yang penuh kepasrahan dan ketawakkalan.
Kembali pada buku itu. Setidaknya, ada dua point penting yang terekam dalam otakku, dari buku itu. Pertama, bahwa ternyata, poligami itu adalah kekangan bagi lelaki, untuk senantiasan berlaku adil. Tidak boleh ia memperlakukan istri sekehendak hatinya. Tidak boleh ia berlama-lama bersama istri muda, dengan mengabaikan istri tuanya. Ia wajib memberikan nafkah, perlindungan, dan pemeliharaan kepada semua istrinya, dengan adil. Ini sesuai yang dikatakan istri penulis buku itu. “Kelihatannya saja poligami itu enak bagi lelaki. Tapi, sesungguhnya, tanggung jawab seorang laki-laki yang berpoligami itu sangat berat. Bila ia tidak bisa adil, maka ia akan mempertanggungjawabkannya di akhirat. Di dunia, bisa saja ia berbuat sekehendaknya. Tapi diakhirat, semua tetap ada balasannya.”

Kedua, dalam buku itu, ada anjuran bagi istri pertama, untuk mengubah rasa duka menjadi suka dan gembira, bila suaminya ta’addud. Mengapa? Karena suaminya telah melakukkan syariat yang mulia. Kurasa, sepanjang sang suami bisa berlaku adil, sepanjang istri tua tidak kehilangan cinta dan kasih sayang dari suaminya, bisa saja mengubah duka menjadi suka, meski mungkin perlu waktu. Sebaliknya, bila suami tidak bisa adil, selalu menomorsatukan istri keduanya, maka duka pun akan senantiasa menggelayut dalam hati istri pertama. Doaku semoga bila abahnya anak-anak sudah beristri lagi,”maduku” nanti diperlakukan pula dengan adil dan akhirnya tambah sayang kepadaku. Doaku berikutnya, semoga dengan poligami, kebahagiaan itu takkan pergi…(ummu naziha)

Rubrik Kolomummi, Majalah Nikah edisi April 2007, hal. 75

DIarsipkan di bawah: Muslimah

Istriku Tidak Seperti yang Ku Dambakan


Oleh. Ummu Raihanah

Untuk para pemuda yang akan menikah, untuk para suami yang telah mendapatkan pasangan hidupnya. Kisah ini layak dan perlu untuk ditelaah. Mungkin kau telah membayangkan dengan berbagai juta pesona yang akan kau dapati dari calon pendampingmu.Terukir indah dalam mimpimu setiap malam, dan ketika kau terjaga tampaklah senyum merekah dari bibirmu,… betapa tak sabar hatimu ingin meraihnya. Namun, setelah kau bersamanya dan ia ada disisimu begitu dekat dengan dirimu. Matamu, jiwamu dan hatimu selalu bersamanya setiap waktu tiba-tiba kau merasa kecewa, kau temui ia tidak seperti yang kau dambakan, tidak seperti yang kau inginkan. Ibarat menelan pil pahit ingin segera kau muntahkan dari mulutmu tapi rasa pahit itu terlanjur menyerang di kerongkonganmu.Sulit untuk kau hilangkan dari lidahmu. Wahai para suami apa yang ingin kau lakukan??



Jika terbetik dalam hatimu untuk berpisah darinya maka tunggu dulu hingga kau membaca kisah ini, semoga kau bisa mengambil manfaat darinya dan semoga hatimu sedikit luruh melunak karenanya. Inilah kisahnya saudaraku, simaklah dengan baik-baik :

Ibnu Al-Jauzy mengatakan: “Ada satu riwayat yang dinisbahkan kepada Usman ibn Al-Nisabury: Pekerjaan apa yang ditangguhkan untukmu? Dia mengatakan ; Saya dalam memberikan kasih sayang, hingga keluargaku berupaya untuk menikahkanku, tapi aku tidak mau. Kemudian seorang wanita datang kepadaku lalu mengatakan : Wahai Abu Usman aku mencintaimu, demi Tuhan! Aku mohon padamu untuk menikahi aku. Kemudian aku menghadirkan bapaknya-orang yang tak punya- dan menikahkannya denganku, dengan demikian dia merasa girang dan gembira.

Ketika wanita itu masuk menghadapku, ternyata matanya buta sebelah, memiliki cacat, tidak cantik. Karena cintanya padaku ia melarangku untuk keluar, lalu aku duduk demi menjaga kegusarannya, dan aku tidak menampakkan kebencian sama sekali, seolah-olah aku menyingkirkan segala ketidak sukaan. Aku lakukan itu selama 15 tahun hingga ia wafat. Aku tidak memiliki apapun dari pekerjaanku kecuali aku menangguhkannya, demi untuk memelihara kegusaran hatinya. (Saidul khatir, 635-636)

Ibnu Qayyim mengatakan : “Dikatakan: Ada seseorang menikahi seorang wanita. Ketika masuk ia mendapati pada anggota tubuhnya cacar. Dia mengatakan: Aku menutupi kedua mataku, lalu aku katakan : Aku buta, setelah 20 tahun wanita itu wafat dan dia tidak mengetahui bahwa aku tidak buta. Kemudian dia ditanya mengapa demikian: Dia menjawab aku tidak ingin pandanganku menyedihkannya karena ada aib yang dimilikinya yaitu cacar” (Madarijus Salikin 2/326)

Kemudian simaklah kisah lainnya berikut ini:

Syaikh Dr. Muhammad ibn Luthfy as-Shabbagh mengatakan: Seorang kawan berbicara padaku bahwa gurunya menyimpan rahasia dengan suatu kenyataan yang terjadi dalam kehidupannya, dia mengatakan: Sesungguhnya aku telah menikahi istriku ini selama 40 tahun. Aku tidak pernah melihat satu halpun yang menggembirakan. Sejak hari pertama mempergaulinya, aku tahu dia cocok denganku dalam suatu hal, tapi dia adalah putri pamanku, dan aku yakin tidak ada seorangpun yang mau menanggungnya, aku tetap bersabar dengan penuh perhitungan. Allah subhanahu wata’ala mengaruniakanku beberapa putra yang baik dan shalih, dan memberiku pertolongan padanya untuk menjauhinya dengan menulis berbagai karangan. Dari karangan-karangan itulah aku berharap sumbangsih dalam ilmu pengetahuan dan sedekah jariyah yang mengalir. Dengan demikian, hubunganku yang kurang baik dengan istriku dapat menciptakan hubungan sosial yang produktif dan membangun. Keadaan ini mungkin tidak akan pernah terwujud seandainya aku menikah lagi dengan wanita lainnya.

Beliau mengatakan lagi: Seorang kawan yang lain mengajak aku ngobrol, dia mengatakan: Sejak hari-hari pertama aku menikah dengan istriku, aku benar-benar tidak punya keinginan dan tidak ada rasa cinta sama sekali, tetapi aku telah berjanji kepada Allah untuk bersabar atas masalah ini, tidak menyakitinya, dan aku rela dengan pemberian-Nya ini. Selama pernikahan ini, aku dianugerahi harta yang banyak, dikaruniai beberapa putra, kedamaian dan ketentraman. (nadzarat fil usrah al-muslimah, 196)

Apa pendapatmu setelah membaca kisah diatas?. Segala keputusan ada ditanganmu, wahai para suami,….Sungguh aku tidak ingin mencampuri kehidupan rumah tanggamu. Sebagai saudara seiman hanyalah sebuah nasehat yang ingin ku berikan kepadamu, Renungkanlah firman-Nya:

“Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal ALlah menjadikan padanya kebaikan yang banyak” (AN-Nisaa ;19) dan juga hadits berikut ini semoga hatimu terbuka olehnya:

“Janganlah seorang mukmin membenci seorang mukminah. Kalaupun dia tidak menyukai suatu akhlaknya yang buruk, mungkin di sisi lain ada akhlaknya yang dia senangi” (HR. Muslim no.845). Wallahu’alam bish-shawwab.

Sydney, Juni 2005

Sumber Rujukan:

Ringkasan Shahih Muslim, Pustaka Amani, Jakarta
Kesalahan-kesalahan Suami, (lihat hal:114-116) Muhammad bin Ibrahim Al-Hamd, Pustaka Progresif,Surabaya.
Sumber:Jilbab.or.id

Terganggu Kram Saat Tidur


Kejang pada otot diakibatkan oleh terjadinya ketegangan pada otot dan sekitarnya (invoulantary muscke). Ketegangan ini memang sering terjadi pada kaki, tapi bisa juga pada otot bagian tubuh lainnya.


Penyebab terjadinya ketegangan ini adalah aliran darah yang kurang kuat ke daerah otot tersebut, kelelahan yang berlebihan, postur tubuh yang salah ketika melakukan gerakan, atau karena cedera otot. Hal yang sering terlupakan sehubungan dengan terjadinya kram yang berulang kali adalah hilangnya elektrolit dalam cairan tubuh yang berlebihan, terutama natrium, kalium dan magnesium sehingga otot mengalami kelelahan kronis.

Umumnya keluhan kram otot dapat diatasi dengan melakukan pemijatan atau kompres hangat pada daerah yang tegang, kemudian dilanjutkan dengan meregangkan otot-otot tersebut. Bisa juga dicoba dengan melakukan kintras hidroterapi, yaitu peredaman kaki secara bergantian dengan air hangat selama 10-15 menit kemudian air dingin selama 3 menit. Ini adalah cara yang efektif untuk melancarkan sirkulasi darah. Baik sekali kalau dilakukan setiap hari untuk mencegah terulangnya kram. Hal lain yang perlu diperhatikan untuk mencegah kram adalah melakukan upaya pemanasan setiap kali akan melakukan aktivitas. Atau jika bekerja dikantor penting sekali melakukan gerakan otot tubuh, terutama kaki, 2-3 jam sekali. Untuk variasi, lakukan jalan selama 5-10 menit. Lebih baik naik turun tangga (jika ada) selama 3-5 menit saja. Selain itu, hal-hal yang perlu diperhatikan juga adalah

Pengaturan pola makan: konsumsi makanan tinggi kalsium dan magnesium sangan dianjurkan, misalnya sayuran hijau, buah dengan warna terang, juga kecambah. Batasi makan jeruk, daging merah, hati dan kacan-kacangan.
Zat nutrisi: kekurangan vitamin dan mineral sangat berguna untuk mengurangi atau mencegah terjadinya kram otot.

Pada beberapa kasus, pemberian multivitamin dan mineral saja tidak cukup, harus disertai dengan pemberian asam folat yang cukup untuk membantu meningkatkan sirkulasi (mikro) pada otot. Penambahan itu dapat dibantu dengan mengkonsumsi jus buah dan sayur yang kaya mineral dan vitamin, misalnya wortel, beet, seledri, dan mentimun.



Dikutip dari majalah ElFata Vol 7: 2 2007, hal 68